Rabu, 07 September 2011

TNI Siapkan Satgas FHQSU dan CIMIC, Untuk Misi UNIFIL Di Lebanon




13154031161184203394
Satgas FHQSU dan CIMIC
Setelah pengiriman misi pasukan ke Lebanon dan Kongo beberapa hari lalu. Kini, TNI kembali menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) Force Head Quarter Support Unit (FHQSU) Kontingen Garuda (Konga) XXVI-D/Unifil dan Satgas Civil Military Coordination (CIMIC) Konga XXXI-B/Unifil pada misi UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) di Lebanon.
Penyiapan kedua Satgas tersebut ditandai dengan upacara pembukaan latihan penyiapan satgas FHQSU dan CIMIC 2011 oleh Kepala Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Brigadir Jenderal TNI I Gede Sumertha di Auditorium PMPP TNI, Mabes TNI Cilangkap , Jakarta, Rabu, 7 September.
Upacara pembukaan latihan Satgas FHQSU dan CIMIC itu dihadiri oleh berbagai perwakilan dari jajaran TNI.Sebagai Komandan Upacara adalah Kolonel Infanteri Achmad Marsuki (Abituren Akmil 89) yang akan diproyeksikan menjadi Wakil Komandan Sektor Timur UNIFIL. Saat ini prajurit TNI yang sedang bertugas dalam misi PBB berjumlah 1829 personel, tersebar di berbagai daerah operasi perdamaian PBB antara lain di Lebanon, Kongo, Sudan, Darfur dan Haiti.
Kedua Satgas tersebut dijadwalkan akan berangkat ke Lebanon untuk menggantikan Satgas sebelumnya yang telah bertugas selama satu tahun pada November mendatang. Satgas FHQSU berjumlah 50 orang dipimpin oleh Kolonel Adm Darmawan Bakti (Abituren AAU 1988) dengan jabatan sehari-hari sebagai Kadispers Lanud Atang Sanjaya – Bogor. Kelak dia akan melaksanakan tugas-tugas kemarkasan di Markas Besar Unifil, Naqoura – Lebanon.
Sedangkan Satgas CIMIC berjumlah enam orang dipimpin Mayor Infanteri Tejo Baskoro (Abituren Akmil 1998) yang sehari-harinya menjabat sebagai Komandan Secata Rindam XII/Tanjungpura, nantinya akan mengkoordinasikan tugas-tugas sipil dan militer dalam rangka mewujudkan pembangunan di daerah operasi UNIFIL, guna merehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak akibat perang 36 hari antara Hezbollah dan Israel tahun 2006 di Lebanon Selatan.
Misi Perdamaian PBB saat ini merupakan suatu misi yang bersifat multi dimensi dan sangat kompleks karena melibatkan unsur di luar militer seperti lembaga bantuan kemanusiaan, civil affairspolitical affairs maupun LSM internasional. Oleh karena itu para calon peace keepers yang akan bertugas di daerah operasi Lebanon akan dibekali dengan berbagai materi untuk mendukung pelaksanaan tugas di daerah operasi.
Disamping itu juga akan menerima pembekalan dari beberapa pejabat baik di lingkungan TNI maupun di luar TNI untuk menunjang keberhasilan tugas dalam misi PBB. ”Latihan penyiapan Satgas FHQSU dan CIMIC akan berlangsung selama satu bulan,” kata Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl Minulyo Suprapto.
Kepala PMPP TNI Brigjen TNI I Gede Sumertha yang membacakan amanat Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI mengatakan, sebagai anggota Kontingen Garuda para prajurit akan bertugas sebagai penjaga perdamaian di negara lain, karena itu agar memahami karakteristik daerah operasi dan masyarakat sekitar yang sangat berbeda dengan negara Indonesia baik dari sudut geografis, demografis maupun kondisi sosial budayanya.
Prajurit TNI juga akan bekerja dengan angkatan bersenjata dari berbagai negara lain yang tentunya juga memiliki tradisi dan budaya yang berbeda. Sebagai duta bangsa dan duta TNI, prajurit TNI harus mampu menunjukkan sikap sebagai prajurit yang profesional dengan menjunjung tinggi HAM dan semua peraturan yang berlaku, serta sikap toleransi dan saling menghargai dalam bergaul dengan kontingen dari negara lain.

Tidak ada komentar: